PEMIKIRAN PENDIDIKAN AZ-ZARNUJI
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah SPI
yang
diampu oleh Bapak Nurul Mubin
Disusun
Oleh :
Chalimatus Sa'diyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)/PAI
Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ)
Jawa Tengah di Wonosobo
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji bagi
Allah Swt, yang telah memberikan Rahmat, Taufiq, dan Hidayahnya kepada kita
semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makakalah ini dengan judul “Pemikiran
Pendidikan Az-zarnuji”.
Allahumma sholli ’ala sayyidina
Muhammad. Mari kita senantiasa curahkan shalawat kepada Habibullah Muhammad
Saw, yang menjadi Uswatun khasanah
bagi kita sebagai langkah untuk mencapai kesuksesan dalam mengarungi kehidupan
dunia yang fana menuju kebahagiaan akhirat yang abadi.
Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas dari Bpk Nurul
Mubin selaku dosen Sejarah
Pendidikan Islam (SPI). Kami berharap makalah ini dapat dimanfaatkan dan dijadikan
sebagai Khazanah pengetahuan serta wawasan tentang “Pemikiran
Pendidikan Az-zarnuji”
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
LATAR BELAKANG
PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. Biografi
Tokoh.....................................................................................................
B. Konsep
Pendidikan Az-zarnuji............................................................................
C. Metode pembelajaran...........................................................................................
D. Relevansinya dengan
sistem pendidikan kontemporer........................................
KESIMPULAN.........................................................................................................
LATAR BELAKANG
Pondok
pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang lahir
pada masa lampau dan menjadi icon sejarah pendidikan Islam tertua di Indonesia
sebagai salah satu bentuk indigenous culture atau bentuk kebudayaan asli
Indonesia. Dan hampir semua orang yang pernah belajar di pesantren akrab dengan
kitab kuning Ta‘līmul al-Muta‘allim Tharīq al-Ta‘allūm karya Burhan al-Islam
al-Zarnuji, buku ini dapat dikatakan sebagai buku wajib bagi para pelajar
pemula yang akan memulai tugas belajarnya. Kitab ini memuat bagaimana seorang
pelajar harus belajar dengan cara-cara yang benar, mulai dari persoalan niat,
metode belajar dan bagaimana menghindari dan menjaga diri untuk tidak menjadi
pelupa. Pembelajaran terhadap kitab ini, terutama sebagai bimbingan supaya
pelajar dapat mencapai ilmu yang diharapkan, yakni ilmu yang bermanfaat tidak
hanya pada dirinya sendiri, tapi juga bagi masyarakatnya.
PEMBAHASAN
A. Biografi Az-zarnuji
Nama lengkapnya adalah Burhanuddin Al-Islam
Al-Zarnuji. Tanggal kelahirannya belum diketahui secara pasti. Mengenai tanggal
wafatnya, terdapat dua pendapat. Ada yang mengatakan beliau wafat pada tahun
591 H/1195 M, dan ada pula yang mengatakan beliau wafat pada tahun 840 H/1243
M. Hidup beliau semasa dengan Ridha Al-Din Al-Naisari, antara tahun 500-600 H.
Tidak ada keterangan yang pasti mengenai tempat kelahirannya. Namun dilihat
dari nisbahnya, Az Zarnuji, maka sebagian peneliti mengatakan bahwa beliau berasal
dari zarnuji, suatu daerah yang kini dikenal dengan nama Afghanistan.(1)
Az Zarnuji menuntut ilmu di Bukhara dan samarkand, dua kota yang menjadi pusat
keilmuan dan pengajaran. Masjid-masjid di kedua kota tersebut dijadikan sebagai
lembaga pendidikan dan ta’lim, yang diasuh antara lain oleh Burhanuddin
Al-Marginani, Syamsuddin Abd Al-Wajdi Muhammad bin Muhammad bin Abd dan
Al-Sattar Al-Amidi. Selain itu, Az Zarnuji
juga belajar pada Rukn Al-Din Al-Firqinani, seorang ahli Fiqh, satrawan dan
penyair (w. 594 H/1196 M), Hammad bin Ibrahim, seorang ahli ilmu kalam,
sastrawan dan penyair (w. 564 H/1170 M) dan Rukn Al-Islam Muhammad bin Abi
Bakar yang dikenal dengan nama Khawahir Zada, seorang mufti Bukhara dan ahli
dalam bidang fiqh, sastra dan syair (w. 573 H/1177 M).
Az Zarnuji, selain ahli dalam bidang pendidikan dan tasawuf, juga
menguasai bidang-bidang lain seperti sastra, fiqh, ilmu kalam dan
sebagainya.(2)
(1)
Baharuddin dan Esa Nur wahyuni, 2010, Teori belajar dan pembelajaran,
Jogjakarta: Ar-Ruzz media, hal. 50
(2) Ibid., hal. 50
B. Konsep Pendidikan Az Zarnuji
Konsep pendidikan
beliau tertuang dalam karya monumentalnya, kitab “Ta’lim al-Muta’allim
Thuruq al-Ta’allum”. Kitab ini diakui sebagai karya yang monumental dan
sangat diperhitungkan keberadaannya. Kitab ini juga banyak dijadikan bahan
penelitian dan rujukan dalam penulisan karya-karya ilmiah, terutama dalam
bidang pendidikan. Kitab ini tidak hanya digunakan oleh ilmuwan Muslim saja,
tetapi juga dipakai oleh para orientalis dan penulis barat.Keistimewaan lain
dari kitab Ta’lim Muta’allim ini terletak pada materi yang dikandungnya.
Meskipun kecil dan dengan judul yang seakan-akan hanya membahas metode belajar,
sebenarnya esensi kitab ini juga mencakup tujuan, prinsip-prinsip dan strategi
belajar yang didasarkan pada moral religius.Di Indonesia, kitab Ta’lim
Muta’allim dikaji dan dipelajari hampir di setiap lembaga pendidikan klasik
tradisional seperti pesantren, bahkan di pondok pesantren modern. Dari
pembahasan kitab ini, dapat diketahui tentang konsep pendidikan Islam yang
dikemukakan Az Zarnuji, antara lain:
1.
Hakikat ilmu dan
keutamaannya
2.
Niat belajar
3.
Memilih guru, ilmu,
teman dan ketabahan dalam belajar
4.
Menghormati ilmu dan
ulama
5.
Sungguh-sungguh,
kontinuitas dan minat yang kuat
6.
Permulaan dan
intensitas belajar serta tata tertibnya
7.
Tawakkal kepada
Allah SWT
8.
Saat terbaik untuk
belajar
9.
Kasih sayang dan
memberi nasehat
10.
Mengambil pelajaran
11.
Wara’ (menjaga diri
dari yang syubhat dan haram) pada masa belajar
12.
Penyebab hafal dan
lupa
13. Masalah rezeki dan umur (2)
(2) Ibid., hal.50
C.
Metode pembelajaran
Dalam kitab Ta’lim
Muta’allim Az Zarnuji menjelaskan bahwa metode pembelajaran meliputi dua
kategori. Pertama, metode yang bersifat etik mencakup niat dalam
belajar. Kedua, metode yang bersifat teknik strategi meliputi cara
memilih pelajaran, memilih guru, memilih teman dan langkah-langkah dalam
belajar.
1)
Cara memilih
pelajaran; bagi orang yang mencari ilmu sebaiknya mendahulukan
memilih/mempelajari ilmu yang dibutuhkan dalam urusan-urusan agamanya, seperti
ilmu tauhid.
2)
Cara memilih guru;
sebaiknya memilih guru yang lebih alim, wara’ dan umurnya lebih tua dari kita.
3)
Cara memilih teman;
mencari teman yang rajin, wara’ dan berwatak baik, mudah paham akan pelajaran,
tidak malas, tidak banyak bicara dan lain sebagainya.
4)
Langkah-langkah dalam belajar; mengenai hal ini,
termasuk juga aspek teknik pembelajaran, menurut Grunebaum dan Abel, terdapat
lima hal yang menjadi sorotan Az Zarnuji, yaitu (1) the curruculum and
subject matter, (2) the choice of setting and teacher, (3) the
time for study, (4) dynamics of learning, (5) the student’s
relationship to other.(3). (2)
(2) Ibid., hal.50
D. Relevansinya dengan sistem pendidikan kontemporer
Konsep pendidikan
yang tertuang dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim Thuruq al-Ta’allum karya
Az Zarnuji, relatif bagus dalam persoalan bimbingan belajar. Hanya saja ketika
mempelajari konsep pendidikan Az Zarnuji dalam kitab Ta’lim Muta’allim
harus disertai dengan pemahaman yang dalam, karena belum tentu apa yang
dikonsepsikan oleh Az Zarnuji dapat pula diterapkan
pada saat ini. Seperti membaca tulisan pada nisan dapat menyebabkan lupa,
menyapu di malam hari dapat menghambat rizki. Hal-hal tersebut sudah tidak bisa
lagi diterapkan karena sudah dipandang tidak logis.
Sebenarnya bila dikaji lagi banyak sekali hal-hal yang yang masih relevan untuk
diterapkan sebagaimana juga ada beberapa pendapat beliau yang sudah tidak
relevan lagi. Oleh karena itu, tidak baik untuk menolak isi kitab ini begitu
saja, sama juga dengan tidak bijaknya menerima begitu saja tanpa mencari
kebenarannya.
Maka jika kitab ini dikaji di pesantren, supaya tidak menimbulkan akses yang
tidak diinginkan, sebaiknya diajarkan oleh seorang guru yang mempunyai
pemahaman mendalam mengenai bimbingan belajar, sehingga bila memenuhi gagasan
yang dianggap kurang relevan dengan zaman sekarang, bisa mengadakan
reinterpretasi atau merefleksikan dengan masa Az Zarnuji hidup.(3)
Karya besar
ini sebenarnya dapat dan sangat bisa diterapkan ke arah luar pesantren baik itu
madrasah atau sekolah-sekolah umum. Karena bisa diketahui dari analisis konsep
pendidikan Az Zarnuji cukup banyak yang masih relevan dan baik untuk diajarkan
dan ditanamkan sejak dini.
Pada metodologi pendidikan macam apapun, ekses pasti ada. Ekses yang yang
seringkali dimunculkan untuk menyudutkan Ta’lim adalah aspek kepatuhan
pada guru yang hampir mematikan dinamika. Meskipun, Az Zarnuji sendiri tidak pernah
menganjurkan murid “mengiyakan” kesalahan guru. Pada dasarnya pendidikan yang
berhasilbukanlah diciptakan oleh sekolah dan pesantren saja, akan tetapi
dukungan dari semua pihak yaitu orang tua dan guru sebagai teladan dan
lingkungan sebagai pengaruh pergaulan terbesar dalam hidup seorang anak. Dan
hal ini memang sangat sulit sekali karena memang semua orang bisa memberikan mauidlatul
hasanah namun hanya orang-orang pilihan yang mampu menjadi uswatun
hasanah.
Kalaupun misalnya
hal itu benar-benar ada dan memang pengaruh Ta’lim Muta’allim, maka
pasti terjadi secara aksiden dan memiliki faktor serta sumber latar belakang
yang sangat komplek. Misalnya, faktor psikologi, sarana, budaya regional atau
juga pengaruh tradisi feodal kerajaan jawa yang masih belum sepenuhnya mati.
Kontekstualisasi
terhadap hubungan guru dan murid saat sekarang adalah pemahaman terhadap
pemikiran Az Zarnuji yang signifikan yang bernafas pada religius ethics. Dengan
mengambil nilai-nilai dan pesan yang terkandung dalam pemikiran Az zarnuji
tersebut, berarti kita telah menggali dan menghidupkan kembali nilai-nilai
etika dalam proses pendidikan dan sekaligus menjadikannya sebagai dasar
pembentukan akhlak dan landasan dam membina hubungan yang harmonis antara guru
dengan murid yang berorientasi pada hubungan yang etis-humanis.(4)
(3) Tim Dosen fakultas tarbiyah UIN Maliki Malang,
2009, Pendidikan Islam dari Paradigma Klasik Hingga Kontemporer, Malang:
UIN Press, hal. 2
(4) Baharuddin dan Esa Nur wahyuni, op. Cit.,
hal.53
KESIMPULAN
Konsep pendidikan
Islam yang dikemukakan Az Zarnuji, antara lain: (1) Hakikat ilmu dan
keutamaannya; (2) Niat belajar; (3) Memilih guru, ilmu, teman dan ketabahan
dalam belajar; (4) Menghormati ilmu dan ulama; (5) Sungguh-sungguh, kontinuitas
dan minat yang kuat; (6) Permulaan dan intensitas belajar serta tata tertibnya;
(7) Tawakkal kepada Allah SWT; (8) Saat terbaik untuk belajar; (9) Kasih
sayang dan memberi nasehat; (10) Mengambil pelajaran; (11) Wara’ (menjaga diri
dari yang syubhat dan haram) pada masa belajar; (12) Penyebab hafal dan lupa;
(13) Masalah rezeki dan umur
Menurut beliau
tentang pola hubungan murid dan guru adalah sebagai berikut: Murid tidak akan
memperoleh ilmu yang bermanfaat tanpa adanya pengagungan dan pemuliaan terhadap
ilmu dan orang yang mengajarnya (guru), menjadi semangat dan dasar adanya
penghormatan murid terhadap guru. guru ideal adalah guru yang alim, wira’i dan
mempunyai kesalehan sebagai aktualisasi keilmuan yang dimiliki serta tanggung
jawab terhadap amanat yang diemban untuk menggapai ridla Allah swt.
Metode pembelajaran
menurut beliau meliputi dua kategori. Pertama, metode yang bersifat etik
mencakup niat dalam belajar. Kedua, metode yang bersifat teknik strategi
meliputi cara memilih pelajaran, memilih guru, memilih teman dan
langkah-langkah dalam belajar.
Beliau menulis kitab
seperti itu, karena di masanya beliau mengetahui banyak peserta didik yang
telah belajar dengan sungguh-sungguh, tetapi tidak bisa menyiarkannya.
Menurut Az zarnuji hal tersebut dikarenakan mereka salah jalan dan meninggalkan
syarat-syarat yang seharusnya mereka penuhi. Oleh karena itu, beliau menulis
kitab Ta’lim al-Muta’allim Thuruq al-Ta’allum dengan maksud menjelaskan
kepada para peserta didik tentang cara yang seharusnya mereka tempuh agar tidak
salah jalan, sehingga studi yang ditempuhnya bisa berhasil secara optimal dan
bermanfaat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar